Kamis, 25 September 2008

MUSI river

Beberapa bulan yang lalu, saya pergi ke kota palembang . Tepatnya di daerah mariana , Palembang. Sebuah desa di pinggir sungai Musi. Sebuah tempat yang indah dan cukup sepi di waktu malam.

Di sana saya tinggal di balai diklat APP LLASDP . Dan setelah mengikuti pendidikan selama pagi sampai siang hari , hiburan kami satu-satunya adalah menikmati pemandangan di tepi sungai musi. Sambil melihat orang yang memancing serta kapal-kapal yang hilir mudik di sungai musi.Serta kendaraan maupun perahu yang bongkar muat angkutan kelapa sawit. Sebuah hiburan yang murah meriah.

Memandang sungai musi yang lebar dan lapang membuat saya mengkhayalkan , bagaimana keadaan sungai musi beberapa ratus tahun yang lalu, ketika kerajaan Sriwijaya masih berdiri dan menguasai hampir seluruh bumi nusantara dan sebagaian wialyah Asia. Alangkah ramainya dan mungkin akan terjadi lalu lalang kapal - kapal perang maupun perdagangan yang melayari sungai musi waktu itu. Pasti sangat ramai dibandingkan saat sekarang ini.Riuh rendah suara para pedagang maupun pelayar yang menjejali pinggiran sungai. Dan yang pasti sungai musi waktu itu masih jernih dan menjadi tumpuan hidup para penduduk sekitar.

Sisa- sisa itu masih ada saat ini, tetapi kejernihan sungai musi sudah sirna. Sungai musi sekarang menjadi wc terpanjang , kamar mandi terluas bahkan mungkin menjadi tempat sampah terbesar .

Ketika saya menyusuri sungai musi dengan menggunakan kapal , yang saya lihat di pinggiran sungai adalah bagian belakang rumah-rumah dengan sampah - sampah yang teronggok di belakang rumah. Bahkan industri-industri yang ada di situ pun terkesan langsung membuang limbahnya tanpa diolah terlebih dahulu. Sungguh sayang sekali.

Saya hanya bisa membayangkan seandainya rumah - rumah maupun industri di pinggir sungai musi menghadap ke sungai dan mungkin keindahan sungai musi akan semakin tereksplorasi menjadi sebuah simfoni indah yang serasi . Sungai musi akan menjadi sebuah tempat tujuan wisata bagi semua orang. Bukan lagi kesemrawutan serta kekumuhan yang dijual, tetapi justru sebuah keelokan dan kenangan akan sebuah kerajaan besar di masa lalu.
Saya membayangkan jika kelak para wisatawan dari luar negeri mampir dan berbelanja di pasar 16 hilir sembari melihat jembatan ampera dari bawah . Wow !! asyik sekali . Dan hotel - hotel serta penginapan lainnya akan berdiri megah diselingi apartemen mewah serta gedung perkantoran di tepian sungai musi.
Ah !! itu hanya sebuah khayalan saja bagiku. Entah kapan bisa terjadi. Yang jelas aku merasa rindu untuk kembali lagi melihat sungai musi di malam hari . Thx.
SALAM HANGAT dari saya.

Rabu, 05 Maret 2008

TETAP SEMANGAT

Saya tinggal di Semarang. Sebuah kota di pantai Utara Jawa, dengan topografi yang cukup unik. Kota bawah yang terletak di bagian bawah kota Semarang, dekat laut Jawa, sering rob dan banjir , tetapi tetap nikmat untuk ditinggali. Sedang kota atas berbatasan dengan kota Ungaran. Salah satu bagian kota yang sering dikunjungi adalah tanjakan Gombel. Sebuah kawasan tanjakan yang cukup indah untuk dikunjungi dan melihat warna - warni lampu kota Semarang bagian bawah.

Tapi saya tidak ingin bicara tentang kota Semarang. Sering saya melalui sebuah jalan di sebelah Timur Sungai Banjirkanal Barat, tepatnya jalan Kaligarang yang menghubungkan jalan Pamularsih dengan jalan Dr. Sutomo (RSUP Kariadi). Setiap saya berhenti di perempatan Traffic Light di sebelah Timur Jembatan, saya sering melihat seorang penjual koran (loper) yang setia menjajakan koran walaupun (maaf) dengan sedikit kekurangan yang dimiliki. Tetapi loper koran tersebut dengan melawan maut menghisap gas CO terus berjuang , bersemangat menawarkan serta menjajakan korannya sampai sore hari. Tak kenal lelah.

Di lain tempat , di bundaran Kalibanteng + 3 km dari tempat tadi. Juga terdapat loper koran yang (maaf) mempunyai sedikit kelainan di bagian kakinya. Dan tetap dengan setia meladeni pengendara kendaraan bermotor yang kebetulan berhenti karena lampu Traffic light menyala merah, menawarkan koran yang dibawa.

Tetapi di tempat yang sama juga, ada beberapa orang , masih muda , gagah , tak ada kekurangan dan hanya menengadahkan tangan meminta - meminta kepada setiap pengendara kendaraan bermotor yang berhenti. Sama - sama mencari uang, dengan satu perbedaan kecil , yaitu : tidak punya rasa malu dan yang satunya masih punya harga diri , tidak malas dan tetap semangat mengejar kebahagiaan.

Saya salut dan hormat kepada saudara - saudara saya yang tidak mau hanya berpangku tangan mencari sedikit rejeki. Saya salut dan hormat kepada saudara - saudara saya yang tetap bersemangat walau terus berada di tengah himpitan sulitnya kehidupan saat ini.

Terima kasih sahabatku, tetaplah semangat dan jangan pernah merasa lelah. Tuhan ada bersama saudara - saudaraku. GOD BLESS YOU

Selasa, 04 Maret 2008

TONG KOSONG BERBUNYI NYARING

Anda sudah nonton "BEOWULF", sebuah film animasi 3D yang sangat indah . Di film tersebut diceritakan seorang penakluk monster yang lupa akan segala kehormatannya dan terlena oleh bujuk rayu iblis air . Terlena oleh segala janji kemewahan dan kemenangan serta segala kenikmatan duniawi yang akan mudah diraih oleh Sang raja BEOWULF.

Kita sendiri kadang sering terlena oleh segala kemewahan duniawi yang seakan - akan mudah sekali kita raih. Kita sering mencoba mencari jalan pintas tanpa peduli terhadap kepentingan orang lain. Kepentingan bersama sering terlindas oleh kepentingan pribadi sesaat. Tidak mau tahu lagi mana yang benar dan mana yang salah. Yang dikejar hanya sebuah kebahagiaan yang tidak abadi.

Iklan yang selalu menggoda, sinetron yang selalu menawarkan kemewahan - kemewahan absurd yang seakan mudah dicapai oleh setiap orang tanpa kerja keras. Yang selalu menceritakan kemewahan duniawi adalah segalanya dan dewa atas hidup kita. Infotainment yang selalu menyajikan kehidupan para selebritis yang penuh dengan kebohongan - kebohongan serta sandiwara di dalam dunia nyata. Para selebritis baru selalu muncul dengan wajah - wajah cantik dan tampan yang penuh kepalsuan. Topeng - topeng kebajikan menutupi wajah - wajah iblis penuh kemurkaan dan keserakahan.

Para penonton pun semakin tergoda kehidupan mewah yang mudah dicapai dengan menjadi seorang artis. Mengikuti audisi - audisi yang tak jelas lagi. Tanpa peduli akan kehidupan para kaum marjinal, yang tanpa lelah mengais rejeki dari balik tumpukan sampah. Berjalan di setiap lorong jalan , kulit hitam terbakar oleh panas mentari. Demi uang yang hanya Rp. 10.000,00/hari.

Pada sisi yang lain , banyak sekali mobil mewah bersliweran, satu mobil hanya ditumpangi satu orang . Berjalan kencang tak peduli kiri kanan. Jalan semakin padat dan macet tak ada celah buat orang - orang untuk sekedar melemaskan kaki. Jurang antara miskin dan kaya semakin lebar dan curam. Kemiskinan hanya menjadi angka di statistik bukan bahasan utama di parlemen.

Para wakil rakyat terhormat hanya sibuk berpikir untuk "menggemukkan" isi kantong pribadinya, lupa terhadap slogan - slogan yang diusung saat kampanye. Lupa untuk berpikir tentang kesejahteraan bagi orang - orang yang diwakili. Hanya sebuah tong kosong berbunyi nyaring . Sibuk berpikir untuk menyelamatkan diri agar tetap terpilih dan semakin dikungkung kemewahan duniawi.

Kaum marjinal hanya menjadi obyek dari para petinggi dan kapitalis. Saat kampanye diajak dan dibujuk , setelah selesai hanya ditinggal seperti ampas tebu yang tiada arti lagi. Harga barang semakin mahal dan mencekik. Tarif PLN terus menaik menyedot uang dari rakyat yang semakin terjepit dan memakmurkan sebagian kecil orang di PLN ( yang katanya terus merugi) . Perekonomian tak lagi berpihak pada rakyat marjinal secara keseluruhan.

AH, biarlah kita biarkan mereka yang terus memenuhi kenikmatan duniawinya. Mari kita tetap bersabar dan mencoba untuk tetap bertahan meletakan hidup kita dan terus berpijak pada jalan kebenaran menuju hidup yang kekal . Terima kasih. GOD BLESS YOU

MENGEJAR KEBAHAGIAAN

Saya sangat suka sekali nonton film , terutama produksi Hollywood. Ada banyak hal serta tema yang kadang - kadang mampu menginspirasi hidup saya saya. Jarang sekali saya menonton film produksi negara kita, bukan karena saya tidak mencintai produksi dalam negri , tetapi lebih karena saya tidak pernah mendapat apapun dari film itu.
Salah satu film yang mampu menginspirasi saya adalah "The Pursuit of happiness" yang dibintangi WILL SMITH . Di film itu diceritakan bagaimana seorang ayah yang tidak mau menyerah terhadap segala kesusahan dalam kehidupan yang dia alami. Dan tidak pernah menyerah dan terus belajar untuk meraih cita - cita yang dia inginkan untuk mendapatkan kebahagiaan seperti yang dia inginkan. Kebahagiaan sebagai sebuah keluarga.
Dia merasakan kegagalan pada saat dia harus menjual barang yang tidak pernah diinginkan orang lain.
Tetapi dari satu kegagalan beralih ke kegagalan yang lain. Sampai ditinggal sang istri. Tetapi dia tidak pernah menyerah. Dia terus belajar sambil tetap berusaha mengasuh dan membahagiakan anak satu-satunya.
Dan ketika dia berhasil mencapai keinginannya, kebahagiaanlah yang tersisa.
Satu pelajaran yang bisa saya ambil dan mampu menginspirasi saya : JANGAN PERNAH KITA MENYERAH DALAM HIDUP INI. Setiap hal yang kita alami dalam hidup akan membawa berkah bagi kita di kemudian hari. HIDUP ADALAH SEBUAH PILIHAN .GOD BLESS YOU

hidup adalah sebuah pilihan

kenapa hidup ini terasa sangat sulit kalau kita bisa membuatnya lebih mudah.hidup ini adalah sebuah pilihan, apapun yang kita pilih - kita harus berani untuk menerima segala konsekwensi dari yang kita pilih itu. mungkin kita suatu saat merasa ragu atas pilihan kita, tapi yakinlah bahwa semua itu akan terasa indah pada waktunya. karena Tuhan tak pernah meninggalkan kita sendirian melata dalam kesusahan dan kesedihan yang terlalu lama. GOD BLESS YOU